Arah Berubah

Bukankah hadir dari kesadaran diri?

Raufa Sayyidah 'Adila
2 min readJun 2, 2024

Sebagai manusia, aku meyakini bahwa kehidupanku tak mungkin begini-begini saja. Yang berarti, akan ada perubahan demi perubahan terjadi sejak datang ke dunia hingga pulang ke akhirat nanti; internal maupun eksternal. Sejatinya manusia memang makhluk yang dinamis, bukan?

Meskipun perubahan internal atau berubahnya diri sendiri juga sangat mungkin dipengaruhi oleh faktor eksternal, ada yang baru-baru ini kuketahui sebagai pelengkap, yaitu kesadaran diri.

Bagaimana kita akhirnya memutuskan untuk menerima diri kita berubah mengikuti perubahan lingkungan, berubah menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya, ataupun berubah karena paksaan keadaan, itu semua ada andil kesadaran diri untuk memilih.

Belakangan ini, aku dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup yang cukup menguras energi dan butuh pertimbangan matang. Salah satunya mengharuskanku untuk mengubah jalan yang sedang kutempuh, yang mulanya bersifat monoton dan terkesan ‘normal’. Untuk bisa mengiyakan keputusan itu, aku merasa aku harus benar-benar menerima perubahan tersebut, sehingga arah haluan baru yang aku langkahkan ke depannya memang tercipta atas sadarku.

Allah yang merencanakan dan membukakan jalan, semesta turut mendukung kehendak-Nya, lalu manusia menentukan sendiri pilihannya.

Maka saat melangkah di jalan baru itu, aku pun merasa diriku ikut diperbarui. Aku menjalaninya dengan lebih siap dan berani, apapun tantangan dan risikonya akan kutanggung dengan lebih bertanggungjawab.

Aku memilih perubahan itu terjadi.

“Aku sudah memutuskan, aku bakalan…” ceritaku pada seorang mentor tentang perubahan rencana yang selama ini sering kudiskusikan dengannya.

Well, sesuai plan-ku,” responnya. Rupanya selama ini beliau memang mengarahkanku untuk menemukan sendiri kekuatan untuk memutuskan perubahan itu.

“Terima kasih,” ucapku. Aku bersyukur, karena semua kejadian yang Allah datangkan, ditambah arahan beliau itu — tersusun begitu rapi tanpa kusadari awalnya namun malah menyadarkanku untuk punya keputusan bulat yang benar hadir sebagai pilihanku sendiri. Bukan atas perintah siapa-siapa.

Rasanya menantang sekaligus menenangkan.

--

--